OpenAI Dukung UEA Bangun Pusat Data 5 Gigawatt

Posted on

Chi boust – OpenAI, perusahaan teknologi kecerdasan buatan yang dikenal lewat ChatGPT, akan membantu Uni Emirat Arab (UEA) mengembangkan pusat data raksasa. Proyek ini berlokasi di Abu Dhabi dan diperkirakan akan menjadi salah satu pusat data terbesar di dunia.

“Baca Juga: Jadwal MPL S15, Onic Siap Revans Lawan Evos Glory

Mengutip laporan Bloomberg yang dilansir Reuters pada Sabtu (17/5/2025), OpenAI disebut akan menjadi salah satu penyewa utama kampus pusat data dengan kapasitas 5 gigawatt tersebut.

Rencana Belum Final, Tapi Pengumuman Sudah Dekat

Keterlibatan OpenAI, yang mendapat dukungan penuh dari Microsoft, memang belum difinalisasi secara resmi. Namun, beberapa sumber memperkirakan pengumuman kerja sama akan dilakukan dalam waktu dekat.

Sampai saat ini, pihak OpenAI belum memberikan komentar resmi saat dimintai tanggapan oleh Reuters terkait proyek ini.

UEA Teken Perjanjian dengan AS Bangun Kampus AI Terbesar

Pada Kamis lalu, pemerintah UEA menandatangani perjanjian dengan Amerika Serikat. Perjanjian ini bertujuan membangun kampus AI terbesar di luar wilayah AS.

Kampus ini akan menjadi pusat pengembangan teknologi kecerdasan buatan dan diproyeksikan menjadi tulang punggung infrastruktur digital kawasan Timur Tengah.

Kerja Sama OpenAI dan G42 Dimulai Sejak 2023

OpenAI sudah menjalin hubungan erat dengan UEA sejak 2023. Saat itu, mereka bermitra dengan perusahaan teknologi G42 yang berbasis di Abu Dhabi. Tujuan kemitraan ini adalah memperluas penggunaan AI di kawasan Timur Tengah.

Dalam pembicaraan publik awal 2023, CEO OpenAI Sam Altman menyampaikan pujian kepada UEA. Ia mengatakan bahwa negara tersebut sudah tertarik pada AI sebelum tren ini mendunia.

“Mereka membicarakan AI bahkan sebelum itu jadi hal yang keren,” ujar Altman dalam sesi diskusi di Abu Dhabi.

“Baca Juga: Apple Hapus Fortnite dari App Store di AS dan Eropa

G42 Dipimpin Tokoh Kunci UEA

G42 didirikan pada 2018 dan dipimpin oleh Sheikh Tahnoon bin Zayed Al Nahyan, penasihat keamanan nasional UEA. Ia juga merupakan adik kandung dari pemimpin negara tersebut.

Keterlibatan G42 dengan OpenAI sempat menimbulkan kekhawatiran di kalangan pejabat Amerika Serikat. Pada akhir 2023, sejumlah pihak menyuarakan kekhawatiran bahwa G42 bisa membuka jalan bagi akses teknologi canggih AS ke pihak asing, khususnya China.

Meski begitu, hingga kini belum ada bukti keterlibatan langsung G42 dalam pelanggaran keamanan. Kerja sama mereka dengan OpenAI masih terus berjalan, terutama dalam konteks mendorong transformasi digital di kawasan Timur Tengah.