Chi boust – AI dan Jurnalisme: Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo), Nezar Patria, menegaskan bahwa pemerintah berkomitmen melindungi hak penerbit dan jurnalis. Pernyataan ini ia sampaikan dalam Forum Internasional CTRL+J Asia Pacific (APAC) yang digelar di Jakarta pada Selasa, 22 Juli 2025.
Nezar menyatakan bahwa teknologi kecerdasan buatan (AI) harus menjadi alat bantu yang memperkuat jurnalisme. “Kami ingin memastikan AI menjadi penguat bagi jurnalisme independen dan bertanggung jawab,” ucapnya.
“Baca Juga: 5 Cara Cerdas Hemat Diamond MLBB, Skin Impian Makin Dekat!“
Perubahan Konsumsi Berita di Indonesia
Nezar juga menyoroti perubahan signifikan dalam cara masyarakat mengakses berita. Saat ini, sekitar 57 persen warga Indonesia lebih sering mengandalkan media sosial sebagai sumber informasi utama.
Menurut Nezar, kondisi ini mengharuskan jurnalisme beradaptasi dengan platform digital tanpa kehilangan integritas dan kualitas.
Tantangan Serius di Era Digital
Industri media di Indonesia tengah menghadapi tantangan berat. Penurunan pendapatan iklan dan menurunnya kepercayaan publik menjadi dua masalah utama.
“Platform digital global diproyeksikan menguasai 81 persen belanja iklan di Asia Pasifik pada 2028. Ini ancaman nyata bagi media lokal,” jelas Nezar.
Ia menekankan bahwa pemerintah tengah memperkuat regulasi agar hak ekonomi dan moral jurnalis tetap terlindungi. Menurutnya, hal ini penting bukan hanya untuk industri media, tetapi juga bagi integritas informasi publik.
Seruan untuk Kolaborasi Media dan Teknologi
Dalam forum tersebut, Nezar menyerukan pentingnya kolaborasi antara perusahaan media dan raksasa teknologi. Ia menegaskan bahwa konten jurnalistik berkualitas harus mendapatkan kompensasi yang layak.
“Tanpa kompensasi yang adil, ekosistem media akan semakin rapuh dan sulit bertahan,” kata Nezar.
Forum CTRL+J APAC menghadirkan berbagai pemangku kepentingan dari sektor pemerintah, industri teknologi, hingga lembaga media. Tujuannya adalah menyusun strategi bersama agar jurnalisme tetap relevan dan bertahan di era digital.
Pengembangan AI yang Etis dan Inklusif
Selain soal kompensasi, forum ini juga membahas pengembangan kecerdasan buatan yang etis. Salah satu fokusnya adalah mencegah bias algoritma, khususnya terhadap bahasa dan komunitas minoritas di Asia Pasifik.
Nezar menegaskan bahwa Indonesia, sebagai tuan rumah, ingin menjadi contoh kawasan yang inklusif dalam perkembangan teknologi dan media.
Belajar dari Kasus Global
Nezar menyinggung beberapa kasus global seperti kemenangan Meta atas NSO Group dan kontroversi hukum yang melibatkan WikiLeaks. Ia menilai, hubungan antara teknologi dan hak publik kini semakin kompleks dan menuntut regulasi yang bijak.
Pemerintah Indonesia, menurutnya, akan terus mendorong terbentuknya ekosistem digital yang adil dan berkelanjutan.
Kesimpulan: AI dan Jurnalisme
Pemerintah Indonesia mendukung jurnalisme yang kuat dan independen di tengah tekanan digital. Kolaborasi antara media, teknologi, dan regulasi menjadi kunci masa depan informasi publik yang sehat.
“Baca Juga: Samsung Galaxy Z Fold8 Usung Material Baru dan S Pen“
