Chi boust – Badan pengawas internet Australia meminta YouTube membatasi akses anak-anak terhadap konten berbahaya. Permintaan ini menyusul meningkatnya paparan anak di bawah 16 tahun terhadap video pornografi, kekerasan, dan konten yang mendorong gangguan makan serta menyakiti diri sendiri.
“Baca Juga: Laptop Murah Ini Ternyata Kuat Jalankan Game Berat“
Komisioner eSafety Australia, Julie Inman Grant, mengungkapkan bahwa YouTube menjadi platform dengan tingkat paparan tertinggi bagi anak-anak. Sebanyak 37 persen anak usia 10 hingga 15 tahun mengaku pernah melihat konten berbahaya di YouTube.
Julie menyampaikan pernyataan ini saat berbicara di National Press Club, Canberra, pada Selasa, 24 Juni 2025.
Tiga Kode Etik Baru Disiapkan Industri Teknologi
Julie menyebutkan bahwa pihaknya akan mendaftarkan tiga kode etik industri yang menargetkan tiga kategori konten berbahaya. Jika tidak efektif, pihaknya akan menerapkan standar wajib untuk perlindungan yang lebih ketat.
Kode tersebut akan diterapkan ke delapan sektor industri teknologi. Sektor itu meliputi media sosial, mesin pencari, toko aplikasi, produsen perangkat, penyedia internet, layanan hosting, dan layanan digital lainnya.
“Saya ingin industri memberikan komitmen keamanan tambahan untuk toko aplikasi, produsen perangkat, media sosial, dan layanan pesan,” ujar Julie dikutip dari News.com.au.
Algoritma YouTube Jadi Sorotan
Julie menyoroti algoritma YouTube yang menurutnya sangat persuasif. Ia menilai algoritma tersebut membuat pengguna sulit lepas dari alur konten yang disarankan.
“Algoritma YouTube membawa pengguna ke dalam lubang kelinci digital yang sulit mereka hindari,” tegas Julie.
Ia juga menilai bahwa desain platform yang menggunakan notifikasi dan rekomendasi video secara terus-menerus bertujuan untuk menjaga keterlibatan pengguna muda.
YouTube Balas Kritik dengan Riset Pemerintah
Menanggapi kritik tersebut, YouTube melalui blog resminya menyampaikan keberatannya. Manajer Kebijakan Publik YouTube untuk Australia dan Selandia Baru, Rachel Lord, menyebut komentar Julie bertentangan dengan data resmi pemerintah Australia.
YouTube mengutip data bahwa 69 persen orang tua di Australia menganggap platform tersebut aman untuk anak di bawah usia 15 tahun. Rachel menyatakan, eSafety mengabaikan bukti dari guru, orang tua, dan keputusan pemerintah yang menyatakan YouTube cocok untuk remaja.
“Kami mendesak Pemerintah Australia menindaklanjuti komitmen publik mereka agar remaja tetap bisa menikmati konten edukatif di YouTube,” kata Rachel.
“Baca Juga: Poco F7 Rilis di Indonesia, Ini Harga dan Fiturnya“
Ancaman Sanksi bagi Media Sosial
Australia menjadi negara pertama yang berencana memberi sanksi terhadap platform digital bila gagal melindungi anak-anak dari paparan konten berbahaya. Tekanan ini menunjukkan komitmen serius negara tersebut dalam menciptakan ruang digital yang lebih aman.
Langkah ini juga menjadi sinyal bahwa pengawasan terhadap media sosial semakin ketat. Negara lain bisa saja mengikuti jejak Australia jika regulasi ini terbukti efektif mengurangi risiko pada pengguna muda.