Chi boust – Gua Braholo, terletak di Kalurahan Semugih, Kapanewon Rongkop, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), merupakan situs bersejarah yang menyimpan jejak penting dari masa prasejarah. Gua ini dipercaya sebagai saksi bisu dari peradaban tertua di wilayah tersebut. Keberadaannya yang berada di bukit karst dan dekat dengan pemukiman warga menjadikannya lokasi yang menarik untuk dieksplorasi lebih dalam. Mari kita telusuri keunikan dan penemuan yang ada di Gua Braholo serta makna sejarahnya.
Akses dan Keindahan Alami
Gua Braholo terletak di atas sebuah bukit karst, yang dapat diakses dengan menaiki puluhan undakan tangga dari jalan utama. Begitu tiba di mulut gua, pengunjung disambut oleh sebuah ruang gua yang luas, dengan panjang sekitar 30 meter dan tinggi sekitar 15 meter. Dinding gua menampilkan pemandangan stalaktit yang meruncing ke bawah, menciptakan suasana yang dramatis dan menambah keindahan alami tempat ini.
“Baca juga: Monumen Nasional dan Emas yang Menghias Puncaknya”
Di permukaan gua, terdapat beberapa lubang bekas ekskavasi yang menunjukkan bahwa area ini telah diteliti secara mendalam. Tanah di sekitar gua terasa gembur dan tampak kotoran kelelawar tercecer di atasnya. Meskipun Gua Braholo tidak terlalu dalam, dengan kedalaman sekitar 20 meter, ia menyimpan banyak misteri yang belum sepenuhnya terpecahkan.
Sejarah Penelitian: Ekskavasi dan Temuan Awal
Gua Braholo telah menjadi fokus penelitian sejak tahun 1995, menurut Marsono, juru pelihara gua. Sebelumnya, gua ini dikenal oleh masyarakat setempat dan sering digunakan untuk bertapa. Penelitian pertama kali dilakukan pada tahun 1995, dan sejak itu, ekskavasi telah dilakukan hampir setiap tahun, hingga terhenti akibat pandemi COVID-19 pada tahun 2020.
Selama ekskavasi awal, ditemukan tulang hewan yang diduga merupakan sisa makanan manusia prasejarah. Penemuan ini memberikan gambaran awal tentang kehidupan manusia purba yang pernah menghuni gua tersebut. Pada penggalian selanjutnya, kerangka manusia juga ditemukan, meskipun rincian lebih lanjut mengenai zaman kerangka tersebut belum sepenuhnya dipahami. Selain itu, alat-alat seperti kapak dan sudip yang terbuat dari batu dan tulang ditemukan, menunjukkan bahwa manusia prasejarah di Gua Braholo menggunakan alat-alat sederhana namun efektif.
Sebagai Situs Peradaban Tertua
Ketua Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Gunungkidul, Andi Riana, menyebut Gua Braholo sebagai salah satu situs peradaban tertua di Daerah Istimewa Yogyakarta. Menurut Andi, Gua Braholo merupakan tempat persinggahan manusia masa prasejarah yang belum mengenal konsep penguburan. Gua ini, yang terbuka di permukaan dan tidak menjorok ke dalam, memberikan perlindungan dan pencahayaan matahari yang cukup, menjadikannya tempat tinggal yang ideal pada masa lalu.
“Simak juga: TikTok Di Gugat AS atas Dugaan Pelanggaran Privasi Anak”
Andi menjelaskan bahwa temuan di Gua Braholo berlapis-lapis, mulai dari permukaan tanah hingga kedalaman tertentu. Temuan tersebut terdiri dari sampah atau sisa buangan dari kehidupan masa prasejarah, yang memberikan informasi berharga tentang aktivitas sehari-hari manusia purba. Di antara temuan spesifik yang ditemukan adalah jarum dari tulang, kapak, dan alat-alat lain yang terbuat dari batu.
Peralatan dan Kehidupan Sehari-Hari: Alat-Alat Prasejarah
Alat-alat yang ditemukan di Gua Braholo, meskipun sederhana, memiliki fungsi yang sangat penting bagi kehidupan manusia prasejarah. Peralatan ini, yang tidak lebih besar dari telapak tangan manusia dewasa, dirancang untuk tajam dan efektif dalam menguliti hewan. Keberadaan alat-alat ini menunjukkan keterampilan dan adaptasi manusia purba dalam memenuhi kebutuhan mereka.
Andi menjelaskan bahwa alat-alat ini, yang sebagian besar terbuat dari batu dan tulang, merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari manusia prasejarah. Sementara itu, penemuan alat-alat ini memberikan gambaran tentang bagaimana manusia purba di Gua Braholo beradaptasi dengan lingkungan mereka dan memenuhi kebutuhan dasar mereka.
Pihak yang Terlibat dalam Penelitian: Pusat Penelitian Arkeologi dan BRIN
Penelitian di Gua Braholo melibatkan berbagai pihak, termasuk Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas), yang kini dikenal sebagai Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Balai Arkeologi Jogja, dan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jogja. Prof. Truman Simanjuntak dari Puslit Arkenas adalah salah satu orang yang pertama kali mengekskavasi Gua Braholo, memberikan kontribusi signifikan terhadap pemahaman kita tentang situs ini.
Menyelami Jejak Masa Lampau
Gua Braholo adalah situs arkeologi yang menawarkan wawasan mendalam tentang kehidupan manusia prasejarah di Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan penemuan-penemuan penting dan analisis yang terus berlanjut, Gua Braholo bukan hanya menjadi situs bersejarah, tetapi juga menjadi jendela untuk memahami lebih baik bagaimana manusia purba beradaptasi dan berkembang di lingkungan mereka. Penelitian yang dilakukan di gua ini memberikan kontribusi berharga terhadap pengetahuan kita tentang sejarah manusia dan memperkaya warisan budaya Indonesia.