Chi boust – Laptop Chromebook menjadi sorotan publik karena terseret dalam kasus dugaan korupsi di Kemendikbud Ristek periode 2019-2023. Kala itu, kementerian ini masih dipimpin oleh Nadiem Makarim, mantan CEO Gojek yang menjabat sebagai Mendikbud Ristek.
“Baca Juga: Tecno Pova 7 Series Resmi Rilis Global, Usung Baterai Jumbo“
Kejaksaan Agung (Kejagung) resmi menyelidiki pengadaan Chromebook yang menelan anggaran hingga Rp 9,98 triliun. Pada 23 Mei 2025, penyidik menggeledah rumah Ibrahim Arief, mantan staf khusus sekaligus tenaga teknis Kemendikbud Ristek. Sebelumnya, mereka juga menggeledah apartemen Jurist Tan dan Fiona Handayani, dua eks stafsus Mendikbud. Penyidik menyita barang bukti elektronik dari penggeledahan tersebut.
Apa Itu Chromebook dan Bagaimana Fungsinya?
Chromebook secara tampilan mirip laptop biasa. Perangkat ini memiliki keyboard, layar, webcam, dan bentuk kompak. Perbedaannya terletak pada sistem operasi. Chromebook menjalankan Chrome OS buatan Google, bukan Windows atau macOS. Chrome OS lebih ringan dan mengandalkan internet serta aplikasi berbasis web seperti Google Docs atau Microsoft Office Online.
Chromebook mengandalkan browser Chrome sebagai antarmuka utama. Sebagian besar tugas dilakukan secara daring. Oleh karena itu, perangkat ini sangat cocok untuk kegiatan belajar daring dan produktivitas berbasis cloud.
Namun, Chromebook memiliki keterbatasan. Kapasitas penyimpanannya kecil, berkisar antara 16 GB hingga 64 GB. Sebagian besar data disimpan di Google Drive. Chromebook juga tidak dirancang untuk aplikasi berat seperti software desain grafis atau editing video profesional.
Alasan Chromebook Dipilih untuk Pendidikan
Kemendikbud Ristek menggunakan Chromebook untuk mendukung Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) saat pandemi. Chromebook dianggap cepat, ringan, dan mudah dikelola dalam jumlah besar. Harganya lebih terjangkau dibanding laptop berbasis Windows, terutama untuk skala pembelian nasional.
Tanggapan Nadiem Makarim Soal Dugaan Korupsi
Nadiem Makarim akhirnya memberikan pernyataan terkait kasus dugaan korupsi ini. Ia menegaskan bahwa dirinya tidak pernah terlibat korupsi dan siap bekerja sama dengan penyidik jika dibutuhkan.
Menurut Nadiem, pengadaan Chromebook dilakukan secara terbuka melalui sistem e-katalog Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Selain itu, proses pengadaan juga diawasi oleh pihak kejaksaan dan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).
Ia juga menyatakan bahwa proyek Chromebook sangat penting selama pandemi. Perangkat ini dibutuhkan untuk mendukung siswa dan guru dalam proses belajar dari rumah.
“Saya tidak pernah menoleransi praktik korupsi dalam bentuk apa pun. Jika diminta, saya akan memberikan keterangan secara terbuka,” kata Nadiem dalam jumpa pers di Jakarta.
“Baca Juga: Adobe Luncurkan Project Indigo, Kamera iPhone Rasa DSLR“
Chromebook sebagai Simbol Transformasi Digital Pendidikan
Kasus ini menunjukkan tantangan besar dalam pengadaan teknologi untuk pendidikan. Chromebook, yang awalnya menjadi solusi digital selama pandemi, kini jadi sorotan karena dugaan penyalahgunaan anggaran.
Masyarakat perlu terus mengawasi proses hukum yang berjalan. Di sisi lain, pemerintah harus memastikan bahwa program digitalisasi pendidikan tetap berjalan dengan transparan dan akuntabel.