Kontroversi DLC Assassin’s Creed Mirage dan Isu Internal Ubisoft

Posted on

Chi boust – Kontroversi DLC Assassin’s Creed Mirage: Ubisoft mengumumkan bahwa Assassin’s Creed Mirage akan mendapatkan konten tambahan berupa DLC pada akhir Agustus 2025. DLC ini menawarkan cerita baru, misi tambahan, serta lokasi bersejarah Al-‘Ula di Arab Saudi. Selain itu, Ubisoft menambahkan beberapa peningkatan gameplay agar pengalaman bermain lebih menarik bagi para Gamer.

Namun, kabar mengenai DLC tersebut memunculkan kekhawatiran di kalangan karyawan internal Ubisoft. Isu ini menjadi perhatian publik karena menyangkut sumber pendanaan dan citra perusahaan.

“Baca Juga: Borderlands 4 Tuai Kritik Gamer karena Masalah Performa“

Kekhawatiran Internal Mengenai Sumber Dana DLC

Dalam sesi interview eksklusif bersama Game File, beberapa karyawan Ubisoft mengungkapkan keraguan mereka. Menurut informasi yang beredar, proyek DLC Assassin’s Creed Mirage mendapat pendanaan dari Public Investment Fund (PIF) milik Pemerintah Arab Saudi.

Seorang karyawan menanyakan langsung kepada pihak manajemen mengenai keputusan bekerja sama dengan Arab Saudi. Ia merasa kerja sama ini bisa menimbulkan risiko besar. Kekhawatiran tersebut muncul karena adanya kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi yang melibatkan nama negara tersebut.

Menurut karyawan itu, langkah kerja sama dengan Arab Saudi bisa merusak citra Ubisoft di mata publik. Selain itu, mereka khawatir pendanaan dari pihak luar dapat mengurangi kebebasan kreatif tim pengembang dalam menggarap konten baru.

Klarifikasi dari Manajemen Ubisoft

Pihak Ubisoft segera menanggapi kabar ini dengan memberikan penjelasan. Manajemen menegaskan bahwa semua karyawan yang terlibat dalam proyek DLC tetap memiliki kebebasan berkreasi. Ubisoft memastikan mereka tidak membatasi ide maupun kreativitas tim pengembang.

Ubisoft juga menambahkan bahwa mereka bekerja sama dengan beberapa pihak profesional dalam membuat lokasi Al-‘Ula. Tujuannya agar konten sejarah dalam game tetap akurat dan bisa memberikan pengalaman otentik bagi pemain. Dengan cara ini, Ubisoft ingin menekankan bahwa nilai budaya tetap menjadi prioritas dalam pengembangan DLC.

Peran Al-‘Ula sebagai Lokasi Bersejarah

Lokasi Al-‘Ula dipilih karena memiliki nilai sejarah dan budaya yang sangat penting. Situs kuno ini dikenal sebagai pusat budaya di wilayah Arab Saudi. Ubisoft berusaha menghadirkan Al-‘Ula secara detail agar pemain dapat menikmati keindahan sejarah yang sesungguhnya.

Untuk mewujudkan hal itu, Ubisoft menggandeng para spesialis arkeologi. Mereka membantu tim pengembang memahami sejarah Al-‘Ula dengan benar. Harapannya, setiap elemen dalam game mencerminkan nilai budaya yang autentik.

Kunjungan CEO Ubisoft ke Arab Saudi

Yves Guillemot selaku CEO Ubisoft juga turun langsung dalam proyek ini. Ia bahkan melakukan kunjungan ke Arab Saudi untuk membahas dan mempromosikan DLC Assassin’s Creed Mirage. Dalam pertemuan tersebut, ia menekankan pentingnya menjaga kualitas konten dan memastikan keterlibatan para ahli sejarah.

Melalui langkah ini, Ubisoft ingin menunjukkan keseriusan mereka dalam menghadirkan pengalaman bermain yang mendidik sekaligus menghibur. Mereka berharap pemain bisa menikmati cerita baru sekaligus memahami warisan budaya Al-‘Ula.

Kontroversi DLC Assassin’s Creed Mirage: Harapan Ubisoft untuk Gamer

Ubisoft percaya DLC Assassin’s Creed Mirage akan memberikan pengalaman berbeda bagi pemain. Mereka ingin menghadirkan cerita baru yang seru sekaligus memperkenalkan kekayaan budaya Arab Saudi.

Meski isu pendanaan menimbulkan kontroversi, Ubisoft tetap yakin bahwa kualitas konten akan berbicara. Dengan dukungan riset sejarah dan kerja sama para ahli, mereka ingin memastikan bahwa DLC ini bisa diterima secara positif oleh Gamer di seluruh dunia.

“Baca Juga: Balatro 1.1 Resmi Ditunda, Developer Ungkap Alasannya“